Belajar ikhlas

Syeikh Ali dalam acara ceramah subuh di TPI, menceritakan sebuah kisah berikut:

Suatu hari Raja memanggil tiga orang menterinya, kemudian menyuruh mereka untuk  mengambil buah-buahan dari taman kerajaan dan memasukkannya ke dalam karung.

Menteri pertama sangat mencintai Rajanya, dia mendengarkan perintah Raja dengan baik-baik, kemudian melaksanakannya dengan sepenuh hati. Dia memanjat pohon-pohon untuk memilih buah yang terbaik dan manis untuk dipersembahkan hanya untuk Rajanya, lalu dimasukkan ke dalam karungnya sampai penuh.

Menteri kedua mendengar perintah Rajanya, diapun mengerjakannya namun tidak dilakukannya dengan sepenuh hati seperti menteri pertama. Maka dia hanya mengumpulkan buah-buahan yang sudah jatuh dari pohon, terkumpul beberapa buah yang baik dan manis namun beberapa buah sudah busuk karena sudah lama jatuh, lalu dimasukkan ke dalam karungnya sampai penuh.

Menteri ketiga merasa sangat heran dengan perintah Rajanya, mengapa Raja memerintahkannya untuk mengumpulkan buah-buahan? Dengan terpaksa dia mengambil karung dan berjalan ke taman buah kerajaaan. Kemudian dia berpikir Raja tidak mungkin  memeriksa isi karung satu persatu, maka dia mengumpulkan rumput, lalu dimasukkan ke dalam karungnya sampai penuh.

Ketika ketiga orang menteri menghadap, Sang Raja memerintahkan untuk membuka apa yang mereka persembahkan. Raja kemudian menyuruh mereka masuk ke dalam penjara selama tiga bulan bersama karung mereka. Menteri pertama menjalani masa penjara dengan baik karena dia mempunyai bekal buah-buahan yang manis bersamanya, tapi bagaimana dengan menteri kedua dan ketiga dalam menjalani masa penjaranya?

Syeikh Ali kemudian menjelaskan bahwa dalam kisah ini penjara tidak lain adalah alam kubur yang pasti akan kita jalani, sedangkan karung adalah buku amal kita.

~

Semoga kita bisa belajar ikhlas dari cerita di atas.. melaksanakan amal saleh dengan ikhlas sepenuh hati, tanpa pamrih hanya karena mencintaiNya dan mengharap ridhoNya. Karena ikhlas menjadi penentu diterimanya amal saleh seorang mukmin.

‘Ya Allah, tolonglah kami untuk dapat selalu mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu. Amiin.’

Tentang Keping Hidup

Coretan kisah, renungan, makna untuk menyusun keping pengalaman hidup menjadi sebuah gambar utuh yang indah, semoga...
Pos ini dipublikasikan di Islam dan tag , , , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

20 Balasan ke Belajar ikhlas

  1. Didien® berkata:

    cerita yg sangat mencerahkan sekali mas..trimakasih sudah berbagi ilmu bersama kita…

    salam, ^_^

  2. Usup Supriyadi berkata:

    jadi semakin bergairah untuk terus belajar ! belajar hidup ikhlas ! terima kasih 😀

  3. Matt Wahyu berkata:

    Sebuah analogi yang indah , mengingatkan dan mencerahkan, semoga kita dapat mencapai husnul khotimah

  4. kang ian berkata:

    semoga kita bisa diberikan husnul khatimah y pak amiin

  5. sunarnosahlan berkata:

    analogi indah yg mudah dicerna

  6. Arif R. berkata:

    dapat pencerahan satu lagi nih.. 🙂 memang ikhlas itu rada sulit ya, tapi tetap harus dikuasai.. 😀

  7. Kang Bondan berkata:

    analogi yang siiipp 🙂 Mengena.

  8. arRa berkata:

    assalamualaikum..
    hmm nyaman juga jalan-jalan di blog ini, salam kenal ya..
    moga ikhlas menerima kunjungan saya 🙂

  9. orange float berkata:

    ikhlas ihklas dan terus belajar untuk selalu ikhlas

  10. ika berkata:

    semoga umat manusia bisa belajar ikhlas dalam menjalani kehidupan…..

Tinggalkan Balasan ke Didien® Batalkan balasan